Banyak dari Mereka yang Mampu tapi Sedikit dari Mereka yang Tergerak


Kita hidup tidak hanya seorang diri melainkan butuh untuk bersosial dengan orang lain baik itu didalam lingkup sekolah, pekerjaan, rumah tangga dan lain sebagainya dan kitapun tidak bisa menjalani hidup layaknya seorang diri. Contoh kecil saja, kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya nasi andai saja tidak ada orang yang bertani begitupun juga sebaliknya. Namun terkadang kita lupa akan hal itu, sehingga seringkali kita abai dan lupa untuk tergerak ketika orang lain butuh akan bantuan kita.

Agama kita mengajarkan untuk tolong menolong dalam sesama, karena muslim dengan muslim lainnya itu adalah bersaudara, mungkin itu tidak hanya dalam Islam saja melainkan semua agama pasti akan mengajarkan hal serupa.

Tapi nyatanya apa, kerap kali kita lihat banyak orang yang menghardik pengemis, pengamen dan semacamnya dan diperlakukan tidak sewajarnya. Mereka memandang seolah-olah bukan kasta ataupun kelasnya dari mereka, padahal kita dipandang Tuhan bukan karena harta maupun kelasnya melainkan keimanan dan ketaqwaannya. Tidak hanya itu saja, sering kali kita liat rumah yang megah tapi disampingnya ada gubuk reot, ketimpangan yang seperti ini banyak sekali terjadi dikota-kota besar, mereka seakan tidak peduli dengan tetangga disekitar yang terpikir ia bisa hidup enak dan nyaman tanpa mengganggu hidup orang lain padahal dalam islam kita diserukan untuk bersilaturahmi sekedar tegur sapa dan andaipun ada dari mereka yang membutuhkan bantuan, kita wajib untuk membantunya karena berbagi itu memang tugas kita sebagai makhluk sosial.

Banyak dari mereka yang mampu tapi sedikit dari mereka yang tergerak. Hal seperti itu terjadi karena matinya hati kita akan kesadaran untuk peduli sesama, nafsu kita sudah menutupi pikiran dan hati, seolah-olah dunia adalah ketenangan hidup yang sebenarnya dan bisa dicapai hanya dengan berburu harta dan materi sebanyak-banyaknya.

Ironis sekali memang, ketika kita menjumpai orang-orang seperti itu, bukankah dari kecil kita diajarkan dan dididik untuk bersosial, berbagi, dan peduli.

Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa membantu membuat orang lain bisa tersenyum, karena kita tidak bisa mengukur tingkat bahagianya seseorang yang kita bantu dengan materi tapi cukup dengan keikhlasan dari kita dan ketulusan untuk mereka.

(a.r/red)



0 komentar:

Copyright © Ainur R. 2018 Berbagi Ilmu