RAHASIA SETAN DALAM MENGGODA MANUSIA
CARA
SETAN MENGGODA MANUSIA
Ø Senjata
setan yang paling ampuh
Ketika Nabi
Nuh as naik ke geladak kapalnya, saat azab Allah akan turun menimpa kaumnya,
beliau melihat laki-laki tua yang tidak dikenalnya berada diantara pengikutnya.
Nabi Nuh mengetahi bahwa laki-laki tua itu adalah setan yang sedang menyamar.
“ Mau apa kau
disini ? “ Tanya Nabi Nuh kepada laki-laki tua itu.
“ Aku mau
menggoda para pengikutmu supaya hati mereka ada padaku meski badan mereka ada
padamu, “ ujar laki-laki itu.
padamu, “ ujar laki-laki itu.
“ Pergi kau
dari sini ! “
“ Baiklah,
Nuh. Akan tetapi, sebelum aku pergi, aku ingin menceritakan rahasiaku dalam
menggoda
manusia. “
manusia. “
“Apa itu ? “
“ Diantara
senjataku yang ampuh untuk menggoda manusia adalah hasud dan tamak,”
ujar setan. Setelah itu, dia pergi.
ujar setan. Setelah itu, dia pergi.
Hasud adalah rasa
tidak senang dengan karunia yang diperoleh orang lain. Orang yang hasud merasa
dirinyalah yang seharusnya memperoleh suatu karunia dan berusaha melakukan
sesuatu agar karunia tersebut hilang dari orang lain dan berpindah kepada
dirinya.
Sahabat, Hasud
dan tamak memang kerap dijadikan senjata oleh setan untuk menggoda dan
memperdaya manusia. Sejarah telah mencatat orang-orang yang terperdaya oleh
setan sebab hasud dan tamak. Setan mengembuskan hasud dan tamak ke dalam jiwa
mereka. Simaklah bagaimana setan mengembuskan sifat hasud ke dalam jiwa Qabil
hingga ia tega membunuh adiknya sendiri, Habil. Berawal dari Hasud, setan
berhasil membuat dua saudara kandung berselisih, bahkan sampai terjadi
pertumpahan darah.
Inilah
liciknya setan. Awalnya, setan hanya membisikkan rasa iri kepada hati atas
karunia yang diperoleh orang lain. Akan tetapi, jika dituruti, ia akan
membisikkan hasud ke dalam hati kita. Ketika kita turuti lagi bisikan itu, kita
bisa melakukan perbuatan tercela dan merugikan, bahkan mencelakakan orang lain.
Jika sampai demikian, kita benar-benar terperdaya oleh setan. Naudzubillah
Hasud adalah
sifat yang sangat tercela. Ia akan menghapus kebaikan sebagaiman api melalap
kayu bakar. Rasulullah saw menegaskan, “
Hendaklah kamu menjauhkan diri dari sifat hasud. Sebab, hasud memakan kebaikan
sebagaimana api melalap kayu bakar. ” (HR. Abu Daud)
Karena itu,
amat merugilah orang-orang yang memiliki sifat hasud. Hatinya tidak akan tenang
dan hidupnya tidak akan tenteram.
Gejala orang
yang terjangkit sifat hasud adalah sebagai berikut :
- Selalu sibuk merintangi orang lain yang berjuang meraih keberhasilan, sehingga lupa untuk memajukan diri sendiri.
- Merasa tidak senang dengan karunia yang diperoleh orang lain, berusaha menghilangkannya, dan berharap karunia itu akan berpindah kepadanya.
Sebagai
muslim, tidak patut bagi kita memiliki sifat hasud. Hasud sama sekali tidak
akan mampu menghilangkan keberhasilan dan karunia yang diperoleh orang lain,
melainkan hanya akan menyiksa batin kita sendiri. Karena itu, daripada
menghabiskan waktu dan energy untuk menghalangi dan menjatuhkan orang lain,
jauh lebih baik bagi kita untuk mengembangkan segenap potensi diri dan berjuang
dengan sungguh-sungguh untuk merai kesuksesan.
Selain hasud,
setan juga menjadikan tamak sebagai senjata yang ampuh untuk menggoda dan
mnyesatkan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita menyaksikan ada
orang yang tida peduli halal dan haram mencari nafkah. Yang penting, mereka
mendapatkan uang dan harta yang banyak. Padahal uang dan harta itu tidak akan
mereka bawa mati.
Sejarah juga
mencata orang-orang yang terperdaya oleh setan karena sifat tamak. Wahab bin
Munabbih bercerita bahwa pada masa Nabi Isa as terdapat tiga orang pengembara.
Ditengah perjalanan mereka melewati sebuah kampong yang sudah hancur. Diantara puing-puing bangunan, ketiga
pengembara itu menemukan sekantong emas batangan. Mereka begitu bergembira
dengan harta temuan tersebut.
Karena telah
melakukan perjalanan jauh, ketia pengembara itu merasa lapar. Mereka sepakat
menyuruh salah seorang diantara mereka pergi ke pasar untuk membeli makanan.
Orang yang ditunjuk pun pergi ke pasar.
Setelah
seorang dari mereka pergi untuk membeli makanan, kedua orang lainnya menyusun
rencana jahat. Mereka sepakat membunuh teman mereka sekembalinya dari pasar,
sehingga harta temuan tersebut hanya akan dibagi berdua. Sementara itu, teman
merekan yang sedang ke pasar juga memiliki rencana jahat. Ia menginginkan semua
harta temuan tersebut. Maka, ia menaruh racun pada makanan yang dibelinya agar
kedua temannya mati. Dengan demikian, harta temuan itu bisa dimilikinya
sendiri.
Ketika orang
yang ditugasi membeli makanan itu kembali dari pasar sambil membawa makanan,
dua pengembara lainnya langsung menghajarnya hingga tewas. Kedua pengembara itu
merasa senang karena harta temuan tersebut hanya akan dibagi berdua. Tak lama
kemudian, mereka memakan makanan yang dibawa temannya yang telah mereka bunuh
itu. Mereka tidak tahu kalau makanan itu telah dicampur racun. Tak ayal, usai
memakan makanan tersebut, kedua pengembara itu tewas.
Kisah diatas
memberikan pelajaran berharga bagi kita. Tamak telah membuat manusia lupa diri.
Kita lupa untuk bersyukur dengan apa yang dimiliki. Kita terus merasa kurang
dan kurang. Sudah punya rumah, kendaraan, dan harta yang cukup, tetapi merasa
masih kurang. Kita menginginkan yang lebih dari itu. Kita curahkan segenap
kemampuan, tenaga, waktu, dan pikiran untuk mengejar keinginan diri yang tak
pernah puas.
Sahabat, jika
kita ingin menikmati hidup ini, jauhkan diri dari sifat tamak. Jangan turuti
bisikan setan. Enyahlah setiap kali setan mengembuskan sifat tamak dalam jiwa
kita. Setan sama sekali tidak memiliki kekuasaan untuk memaksa kita. Ia hanya
menggoda dan mengajak. Kitalah yang menentukan untuk menuruti godaan setan atau
menolaknya.
Dengan
menyadari kerugian dari sifat tamak, kita bisa memilih untuk menolak godaan
setan ketika ia mengembuskan sifat tamak dalam jiwa kita. Bentuk penolakan
tersebut bisa diwujudkan dalam usaha mencari nafkah yang halal, tidak berkomprommi
sedikit pun dengan rezeki yang haram bahkan syubhat. Karena dalam
Islam, yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Dan diantara halal dan
haram itu terdapat ketidakjelasan (syubhat).
Kalau
diumpamakan, rezeki haram ibarat air got yang mengandung kuman dan bakteri yang
membahayakan. Bayangkan jika air got itu kita minum, ia akan menimbulkan
kemudharatan bagi kita. Sebaliknya rezeki yang halal ibarat air jernih yang
menghilangkan dahaga saat diminum. Rezeki yang halal juga akan menimbulkan
keberkahan hidup.
Dikutip dari : Buku “ Setan pun ingin
kembali ke surga”, M. Syafi’ie El-Bantanie
0 komentar:
Post a Comment