CARA MENGATASI MASALAH-MASALAH DALAM TRANSPORTASI IKAN SEGAR


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan makanan yang mengandung karbohidrat,protein,lemak dll. Oleh karna itu dibutuhkan makanan empat sehat lima sempurna. Dalam segi lauk pauk ikan merupakan salah satu hewan yang mengandung protein tinggi. Kandungan ikan antara lain 80% air, 20%protein,16% lemak dll. Dengan kandungan protein 20% ikan sangat berpotensi sebagai menu utama dalam memenuhi kebutuhan gizi.

Kita tahu bahwa daging ikan mudah busuk setelah dipanen dibandingkan daging hewan lainnya. Hal ini dikarenakan daging ikan lebih didominasi dengan air,dimana air merupakan media tumbuhnya mikroorganisme dan akan mudah  rusak/membusuk apabila  dibiarkan  pada  suhu udara  normal.  Proses  pembusukan oleh bakteri dan  enzim  akan  segera  berlangsung segera setelah ikan mati. Ikan sudah tidak layak lagi dimakan apabila  dibiarkan  pada  suhu kamar  kira-kira  15  jam  setelah  ikan mati, ada  ikan yang agak tahan dan ada ikan yang lebih  cepat  busuknya  tergantung  dari  jenis  ikannya.  Kemunduran  mutu  atau  proses pembusukan  ikan  lebih  cepat dibandingkan  dengan  pembusukan  daging  yang  berasal dari hewan darat yang lain. Oleh karna itu setelah ikan di angkat dari air segera mungkin kita harus bias menangani agar ikan tidak cepat membusuk.

B. Rumusan Masalah

1. Masalah-masalah dalam transportasi ikan  segar ?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam mengatasi masalah transportasi ikan segar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam proses transportasi ikan segar
2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengatasi masalah dalam transportasi ikan segar.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah-Masalah dalam Transportasi Ikan Segar
            Masalah-Masalah dalam dalam Transportasi Ikan segar yaitu di antaranya alat transportasi yang di gunakan kurang memadai dalam memfasilitasi ikan yang di bawanya sehingga menyebabkan ikan mudah rusak dan membusuk, di samping itu cara menangani dalam proses mentransportasi ikan itu sangat di perlukan demi kesegaran ikan hingga sampai tujuan ikan tersebut tetap segar seperti yang kita inginkan.

B. Pendekatan Masalah
            Pengelolaan ikan sebelum dipanen sangat menentukan kondisi ikan, di samping itu butuh manajemen yang baik guna memastikan proses panen ikan, agar tercipta mutu yang berkualitas terutama pada kepuasan  konsumen.
            Proses selanjutnya ialah mentransportasi ikan, dimana pada tahap ini di butuhkan kerja keras dan juga pengalaman dalam menanganinya, sehingga mutu dan kualitas ikan tetap terjamin segar dalam transportasinya hingga sampai tujuan.

C. Pemecahan Masalah
1. Masalah Internal
       Dalam menangani permasalahan internal yang terjadi dalam proses transportasi ikan segar di perlukan langkah-langkah yang baik hingga kesegaran ikan tetap terjaga. Masa kesegaran ikan dapat diperpanjang dengan berbagai cara antara lain :
  • Jangan biarkan ikan menggelepar terlalu lama,segera mungkin mendapatkan perlakuan. karna semakin tinggi energi yang dikeluarkan semakin cepat pula proses kematiannya.
  • Buang insang,saluran pencernaan dalam perut ikan karena bagian ini sebagai media pertumbuhan mikroorganisme
  • Mencuci ikan yang sudah dibuang insang dan saluran pencernaannya dengan menggunakan air bersih.
  • Dll.
Menurut Badan Riset Kelautan dan Perikanan tahun 2003. Penanganan ikan basah harus dimulai segera setelah ikan diangkat dari air tempatnya hidup,dengan perlakuan suhu rata-rata rendah dan memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan. Perlakuan yang dikarenakan harus dapat mencegah timbulnya kerusakan fisik.
Penanganan pasca panen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun segar.
  • Penanganan ikan hidup
Ada beberapa ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup :
  1. Dalam pengangkutan hendaknya gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat celcius.
  2. Waktu pengangkutan sebaiknya pada pagi atau sore hari.
  3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu pendek.
  • Penanganan ikan segar
Ikan segar merupakan produk cepat turun kwalitasnya. Hal yang perlu diperhatikan kesegarannya antara lain :
  1. Penangkapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terluka.
  2. Sebelum dikemas ikan harus dicuci agar bersih dari lendir.
  3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat dapat digunakan daun pisang/plastik, untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. (Bappenas,2000)
Pemasaran ikan hidup telah lama dikenal di beberapa daerah di Indonesia,terutama di pulau Jawa. Teknologi yang banyak diterapkan adalah transportasi ikan hidup sistem basah,pengangkutan ikan dengan menggunakan air sebagai media. Dalam hal ini air ditempatkan pada wadah pengangkut dengan sistem tertutup atau sistem terbuka. Pada pengangkutan jauh sebaiknya dilengkapi dengan untuk memungkinkan terjadinya suplai oksigen.

2.Masalah Eksternal
 Untuk  menghambat  atau memperlambat  proses  kemunduran mutu  ini dapat dilakukan  dengan  diterapkannya  suhu  dingin  (teknologi refrigerasi)  karena  dengan suhu dingin bakteri  tidak dapat berkembang biak dan aktivitasnya  sangat  terhambat, demikian pula aktivitas enzim dan reaaksi kimia lainnya.
Dalam  kegiatan  industri perikanan,  perjalanan  hasil produksi  perikanan  baik  dari tangkapan  maupun  budidaya sampai  ke  konsumen melalui beberapa tahapan yaitu mulai saat ikan ditangkap di atas kapal, dipanen dari tambak atau kolam  atau  perairan  umum, pedagang,  PP/TPI,  UPI,  selama  distribusi  dan  pemasarannya.  Agar  produk  ini  terjaga kesegarannya, maka suhu ikan hasil tangkapan atau hasil panen diupayakan selalu tetap rendah,  yakni  dengan  menerapkan  teknologi  refrigerasi diantaranya  adalah  dengan mengoptimalkan  penggunaan es  atau menggunakan peralatan refrigerasi.
Salah  satu  sarana  penting dalam  rantai pemasaran  adalah  pengangkutan  hasil  perikanan  untuk  didistribusikan ke  konsumen.  Agar  kualitas hasil perikanan yang dipasarkan  tetap  terjaga  mutunya, maka  sudah  barang  tentu  semua  kendaraan  yang  digunakan     mengangkut  ikan harus mampu  mempertahankan suhu dingin  yang dibutuhkan baik untuk ikan segar maupun mengawetkan produk beku.
Untuk pengangkutan jarak jauh  suhu harus  selalu dijaga -18o  C  atau  lebih  rendah  dan ini bisa dicapai dengan pendinginan  mekanis,  pemakaian es  kering,  sirkulasi  gas  cair yang  dingin.  Untuk  refrigerasi  dan  ketelitian  dalam pemuatan, operasi dan pemeliharaannya,  sewaktu-waktu harus  diperiksa  dengan mengukur suhu produk pada awal dan akhir perjalanan.
Pengangkutan  harus  dilakukan dengan hati-hati agar produk perikanan tidak terkena suhu tinggi selama pemuatan dan pembongkaran kendaraan pengangkut. Pengembangan  sarana Pengangkutan yang  ditujukan bagi  proses distribusi dan pemasaran  adalah dengan pe-nyediaan sarana sebagai berikut:

a)  Truk  ber-refrigerasi (refrigerated truck)
Truk  berefrigerasi  merupakan alternatif alat transportasi produk  perikanan  yang  baik diterapkan untuk transpor  jarak  jauh  dan  yang memakan waktu panjang.

b) Truk berinsulasi (insulated truck)
Kebutuhan  refrigerasi  untuk mengangkut  ikan  dapat  ditekan  sekecil  mungkin  dengan cara  menginsulasi  seluruh bagian  sarana  angkut  sebaik mungkin, yakni atap, dinding dan  lantai. Hal  ini dilakukan agar  suhu  ikan  tidak  cepat meningkat  selama  proses distribusi dan  agar  kapasitas ikan yang diangkut dapat lebih besar. Penyusunan peti wadah ikan dalam truk berinsulasi disusun rapat sesamanya agar panas  tidak menyelinap diantara  peti,  serta  diberi lapisan alas es di bawah tumpukan peti dan lapisan es lagi di atas tumpukan.

c) Mobil angkut pick up
Fasilitas  mobil  pick  up dalam  suatu  unit  pengolahan  ikan dapat digunakan untuk  mengangkut  kebutuhan proses pengolahan, serta untuk mendistribusikan produk olahan non beku yang  sudah dikemas  dengan  baik  untuk jarak yang tidak terlalu jauh.

d)  Sepeda motor  roda  2 (dua) dilengkapi box berinsulasi
Alat  ini  dirancang  dengan harga yang relatif murah tetapi mempunyai daya guna yang maksimal. Alat tersebut berkapasitas  50  kg/wadah. Setiap motor yang digunakan mempunyai dua wadah. Usia produktif  alat  ini  diperkirakan minimal sampai  lima  tahun.

e)  Kendaraan  Beroda  3 (tiga)
Kendaraan beroda 3 (tiga) yang  berfungsi  sebagai  sarana pemasaran bergerak untuk memasarkan produk ikan segar,  ikan  beku  atau  ikan olahan.  SPG  tersebut  harus dilengkapi  dengan  cool  box yang dapat mempertahankan ruang  penyimpanan  pada suhu 0° – 4°C.
Cool  box  yang  digunakan dalam  pemasaran  bergerak roda 3  (tiga) adalah cool box aktif,  yaitu cool box yang terpasang  langsung  pada  kendaraannya.  Cool  box  tersebut bahan  dinding  luarnya  terbuat  dari  fber  glass,  bahan dinding  dalamnya  terbuat dari  almunium  sedangkan bahan  isolatornya  terbuat dari Styrofoam.


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Kita tahu bahwa daging ikan mudah busuk setelah dipanen dibandingkan daging hewan lainnya. Hal ini dikarenakan daging ikan lebih didominasi dengan air,dimana air merupakan media tumbuhnya mikroorganisme. Oleh karna itu setelah ikan di angkat dari air segera mungkin kita harus bis amenangani agar ikan tidak cepat membusuk.

B. Saran
1. Diharapkan kepada semua pihak yang berperan ataupun bekerja dalam mentransportasi ikan untuk lebih memahami bagaimana langkah-langkah dalam proses pengirimannya sehingga ikan tetap segar sampai tujuan.

2. Diharapkan kepada pekerja untuk lebih seteliti mungkin dan memperhatikan kondisi ikan dan dalam menangani proses transportasi ikan ini.



    
DAFTAR PUSTAKA

Danis blog.2011. langkah langkah dalam menangani proses transport ikan. www. Google.com

Wikipedia. 2007. Proses eksternal transportasi ikan, www. Google.com



Copyright © Ainur R. 2018 Berbagi Ilmu